Pengertian, fungsi, dan perbedaan 7 OSI Layer dan TCP/IP
                Selamat datang diblog all in one , pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang 7 Layer dan TCP/IP.

Pengertian OSI Layer

OSI (Open System Interconnection) adalah standar komnikasi yang diterapkan di dalam jaringan komputer. Strandar inilah yang menyebabkan semua alat komukasi bisa saling terhunung satu sama lian melalui jaringan.
Terdapat & Layer pada model OSI. Dan untuk setiap layer bertanggung jawab khusu proses komunikasi data. Maksudnya jika satu layer bertanggung jawab untuk membentuk koneksi , dan yang liannya bertanggungjawab untuk mengkoreksi jika terjadi error selama proses transfer berlangsung. Berikut adalah 7 Layer OSI

Aplication Layer :

Lapisan ke-7 ini berfungsi untuk lingkup dimana aplikasi jaringan berkomunikasi dg layanan jaringan. Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya. Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, DNS, TELNET, NFS dan POP3.

 

Presentation Layer :

Lapisan ke-6 ini berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
 

Session layer:

Lapisan ke-5 ini berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah RPC (Remote Procedure Call), dan DSP (AppleTalk Data Stream Protocol).
 
Transport layer :

Lapisan ke-4 ini berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah UDP, TCP, dan SPX ( Sequence Packet Exchange).


Network layer
 :

Lapisan ke-3 ini berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah DDP (Delivery Datagram Protocol), Net BEUI, ARP, dan RARP (Reverse ARP).

 

Data-link layer :

Lapisan ke-2 ini berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).


Physical layer :

Lapisan ke-1 ini berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah Ethernet, FDDI (Fiber Distributed Data Interface), ISDI, dan ATM.




Pengertian TCP/IP

TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sebuah perangkat lunak dan terdapat di dalam satu sistem dan memungkinkan komputer untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya yang dapat mentransfer data dalam satu grup network ataupun jaringan.

Fungsi TCP/IP

  • Umumnya TCP / IP digunakan untuk pengiriman file dalam satu jaringan.
  • TCP / IP juga sering dimanfaatkan untuk keperluan “Remote login”
  • Computer mail.
  • Telnet, dll.
1. Ketentuan Kelas Alamat IP
Sebuah alamat IP berisi satu bagian network dan satu bagian host, tetapi formatnya tidak sama pada setiap alamat IP. Sejumlah bit alamat dipakai disini untuk mengidentifikasi network, dan angka dipakai untuk mengidentifikasi host, dan beragam kelas alamat IP. Alamat IP memiliki tiga kelas utama yaitu kelas A, kelas B, dan kelas C. Ketentuan kelas alamat IP itu berupa :
  • Jika bit pertama dari sebuah alamat IP adalah angka 0, ini menunjukan network kelas A. Tujuh bit berikutnya menunjukan identitas network, dan 24 bit terakhir menunjukan identitas host. Ada 128 buah network kelas , tetapi didalam setiap kelas A bisa terdapat jutaan host.
  • Jika bit pertama dari dua angka alamat IP adalah 10, ini menunjukan alamat IP network kelas B. Angka Bit pertama kelas, kemudian 24 bit berikutnya menunjukan identitas alamat network, dan 10 bit berikutnya untuk host. Ada ribuan angka network kelas B dan setiap kelas B dapat berisi ribuan host.
  • Jika bit pertama dari tiga bit alamat IP adalah 110, ini merupakan alamat IP kelas C. Tiga bit pertama berupa alamat kelas. 21 bit berikutnya sebagai alamat network, dan 8 bit selanjutnya merupakan identitas host. Ada jutaan network kelas C, dan didalam tiap kelas C ada 254 host.
Mungkin memang sedikit rumit ya kalau tidak ada contohnya, ini contohnya saya berikan sebagai berikut:
  1. Sebuah network memiliki alamat IP 026.104.0.19. Ini bisa ditulis juga dengan 26.104.0.19. menjelaskan adanya host dengan alamat IP nomor 104.0.19 dalam network 26 yang termasuk kelas A.
  2. Alamat IP 128.66.12.1. menunjukan alamat IP host 12.1 didalam network nomor 128.66 yang termasuk kelas B.

Perbedaan antara 7 OSI Layer dan TCP/IP antara lain :

  1. OSI layer memiliki 7 buah layer, dan TCP/IP memiliki 4 Layer.
  2. TCP/IP layer merupakan “Protocol Spesific”, sedangkan OSI Layer merupakan Protocol Independen 3.
  3. Layer teratas pada OSI layer, yaitu application, presentation, dan session direpresentasikan kedalam 1 lapisan Layer TCP/IP,yaitu layer.
  4. Semua standard yang digunakan pada jaringan TCP/IP bisa diperoleh secara cuma-cuma dari berbagai komputer di Internet, tidak seperti OSI.
  5. Perkembangan ISO/OSI tersendat tidak seperti TCP/IP.
  6. Untuk jangka panjang, kemungkinan TCP/IP akan menjadi standart dunia jaringankomputer, tidak seperti OSI.
  7. OSI mengembangkan modelnya berdasarkan teori, sedangkan TCP mengembangkan modelnya setelah sudah diimplementasikan.
  8. TCP/IP mengombinasikan presentation dan session layer OSI ke dalam applicationlayer.
  9. TCP/IP mengombinasikan data link dan physical layers OSI ke dalam satu layer.
  10. TCP/IP lebih sederhana dengan 4 layer.
  11. TCP/IP lebih kredibel karena protokolnya. Tidak ada network dibangun dengan protokol OSI,walaupun setiap orang menggunakan model OSI untuk memandu pikiran mereka

     Internet Protocol atau IP

    Sebelum kita bahas mengenai IP Address, kita bahas dulu IP nya. Karena IP adalah protocolnya. Saya ingatkan lagi mengenai konsep TCP/IP yang sudah kita pelajari di bab networking model.
    Internet Protocol berada di internet layer atau network layer TCP/IP.
    internet protocol di tcp/ip layer
    Gambar 1: Internet Protocol di TCP/IP Layer
    Kira-kira tugas internet layer atau network layer adalah seperti ini:
    • Menyediakan interface ke layer-layer diatas, atau dibawahnya. Contoh: packet http/dns/etc harus lewat network layer dulu untuk sampai ke fisik perangkat. (Ini tentang enkapsulasi)
    • Melakukan pekerjaan routing. Nah disinilah network layer menggunakan internet protocol. Alasannya?
    Karena… internet protocol yang tau sistem interkoneksi di sebuah jaringan. Kan tiap perangkat yang terhubung di jaringan, punya alamat.
    Alamat itulah yang kita sebut sebagai IP address.
    Setiap packet yang diterima/dikirim, diperiksa dulu alamatnya, kalau tujuannya adalah perangkat lain. Maka dilihat tabel routing, dan dipilih jalur mana yang paling baik.
    Kalau alamatnya adalah perangkat itu sendiri, maka dienkapsulasi menjadi PDU layer bawahnya, hingga sampai ke bits.
    💡 Salah satu fungsi loopback dikatakan untuk memeriksa TCP/IP stack. Karena packet tersebut dienkapsulasi dan diproses untuk dirinya sendiri.
    Jadi, bahasan IP address kita sekarang adalah bagian kecil dari network layer dan internet protocol.
    Serius, kamu harus sudah memahami materi tcp/ip kalau mau benar-benar memahami IP Address.

    #2. IP Header

    Belum sampai ke IP Address nih, kita bahas dulu headernya.
    Tiap layer di TCP/IP memiliki protocol (y), dan setiap protocol tersebut memiliki header, termasuk Internet Protocol. Berikut header IPv4:
    ipv4 header
    Gambar 2: IPv4 Header
    duh.. banyak.
    Tenang.. untuk saat ini, sebagian besar engga perlu diambil pusing. Cukup yang saya warnai abu-abu saja, protocolsource address, dan destination address. Sisanya cuekin aja gapapa.
    Namun untuk menghindari gap, dibawah akan saya jelaskan satu persatu fieldnya. Bisa diskip kok, atau anggap saja bonus
    (ngomong-ngomong, penjelasan ini engga kamu temukan di buku-buku CCNA, ‘untuk saat ini’)
    Kotak-kotak diatas kita sebut sebagai field.
    Misal field version, ukurannya 4 bit — dan keseluruhan IP Header memiliki ukuran 32 bit atau sama dengan 4 byte.
    Oke, tambah satu lagi prerequisites. Kamu harus sudah paham mengenai bit number, atau bilangan biner serta bagaimana mengkonversi bilangan biner ke desimal.

    a. Version Field

    Field version berisi versi IP. Ada 2 versi IP, yaitu;
    1. Versi 4 (IPv4)
    2. Versi 6 (IPv6)
    Tapi yang kita bahas sekarang hanya IPv4. Ini IP packet yang saya capture menggunakan wireshark:
    IP version field
    Gambar 3: IP version field in IP Header
    See? Kita engga cuma ngomongin ‘teori doang’.
    Kamu juga bisa mempraktekkan ini, cukup gunakan wireshark dan do your stuff. Sebenarnya masih ada satu lagi sih versi IP, buat kamu yang mungkin pernah bertanya-tanya, ada IPv4, ada IPv6.
    Lantas kemana perginya IPv5?
    Di jaringan komputer engga ada pemahaman mistik seperti nomer lift yang (biasanya engga ada lantai 13). Jadi bukan karena angka keramat ya.
    IPv5 sudah pernah dikembangkan, namun peruntukannya tidak seperti layaknya IPv4 dan IPv6, melainkan untuk kebutuhan real-time media. Oleh karena itu, IPv5 disebut Internet Stream Protocol.
    Selain nilai 4 (0100) dan 6 (0110), field version juga bisa bernilai 5 (RFC1700) — Internet Stream Protocol, fungsinya untuk menyediakan QOS untuk multimedia real-time.
    Jadi, ada keadaan dimana IPv5 ini dienkapsulasi didalam IPv4. Saat mentransfer data ‘biasa’, digunakan IPv4. Namun saat pertukaran media ‘real-time’, digunakan IPv5.
    … dah, kita fokus ke IPv4 saja. Oh ya, ingat baik-baik struktur IP header dan capturenya diatas.

    b. Internet Header Length (IHL) Field

    Field Internet Header Length menunjukkan panjang IPv4 header dalam 32-bit words. Misal field IHL nya adalah 5 (0101), berarti panjang headernya 5 x 32 = 160bits, atau 4 bytes.
    internet header length
    Gambar 4: IHL field IP Header
    Nilai minimum IHL adalah 5 atau 20 bytes, tidak termasuk field option dan padding. Jika kedua field ini muncul, nilai field bisa bertambah lagi — minimum 20 byte (lagi) dan maksimum 60 byte.
    Mulai pusing?
    .. atau bingung dengan maksud 32 bit word?
    Kalau kamu pernah belajar assembly, maka sering menggunakan unit word sebagai bilangan. Karena peruntukan bahasa tersebut lebih ke prosesor, begitu juga IHL, pengaruhnya lebih mengarah ke prosesor.
    32 bit word IHL
    Gambar 4: 32-bit word
    Size field IHL hanya 4 bit. Untuk mendefinisikan panjang IP header yang lebih dari 4 bit, maka digunakan 32-bit word untuk nilai setiap bitnya (nilai 1 sama dengan kelipatan 32 (ukuran IP header).
    Begini field yang terpakai jika nilai IHL-nya 5.
    IHL value
    Gambar 5: IHL Value
    Nah kalau di IPv6, tidak ada field IHL. Karena length nya fixed. Sehingga lebih efisien prosesingnya. Lalu field options – data tadi, diganti dengan field ekstention header.
    Pusing yah? Ayo lanjut kebawah.

    c. Type of Service (ToS) Field

    Bahasan ToS sangat kompleks, dan masih jauh dari materi kita saat ini. Pahami saja bahwa ToS ini ada di IP header. Nilainya nanti akan mempengaruhi QoS (quality of service).
    Benda apalagi ini mas? :((
    Intinya ToS dan QoS menentukan perlakuan terhadap suatu ip packet. Jika ada beberapa packet diantrian yang mau dikirimkan ke salah satu interface, ToS mempengaruhi yang mana lebih prioritas.

    d. Total Length Field

    Total length field menunjukkan ukuran keseluruhan ip packet beserta data (payload), dalam ukuran byte. Jika ip packet dienkapsulasi di layer bawahnya kan kira-kira seperti ini:
    ip packet encapsulated
    Gambar 6: IP Packet = IP header + Data (Payload)
    Diatas sudah saya sertakan [Data] di IP header. Nah panjang data ini variable, tidak fixed. Misal total lengthnya adalah 84 seperti diatas, sedang IHL kan 20 byte (tanpa data), berarti dari sini kita tahu nilai data tersebut adalah 64 byte.
    Ukuran IPv4 total length adalah 16 bit field. Berarti ukuran packet di IPv4 bisa sampai 65,355 byte. Namun pada kenyataanya tidak bisa sampai segitu karena keterbatasan MTU.
    Mengenai MTU akan kita bahas di lain kesempatan karena materi ini berkaitan dengan fragmentation. (Barangkali kamu pernah testing MTU dengan mengirim packet size sekian + option don’t fragment, ini dia)

    e. Time to Live (TTL) Field

    Dalam transmisi packet, ada batasan waktu yang dibuat. Tujuannya agar packet tersebut engga terus-terusan berjalan, yang akhirnya menyebabkan loop. Batasan ini dinamakan TTL atau Hop Limits.
    ttl field
    Gambar 7: TTL field
    Nilai field tersebut menunjukkan seconds, berarti TTL 255 sama dengan 4.25 menit.
    Saya lebih suka menyebutnya hop limits, karena dalam praktiknya nilai tersebut berkurang 1 setiap kali packet diterima. Bukan dalam hitungan detik/menit.
    Jika nilai TTL mencapai 0, maka source packet akan menerima pesan ICMP exceeded message (artinya packet tersebut kadaluarsa), usang di perjalanan.
    Nilai TTL juga beragam, contoh diatas ketika saya mengirim ICMP dari komputer (linux) ke router (cisco), nilainya 255. Nilai TTL di http beda lagi. Juga setiap OS, memiliki nilai TTL berbeda.
    Silakan kamu praktekkan saja.

    d. Protocol Field

    Protocol field berisi nilai untuk mengindikasikan protocol yang dibawa di data ip IP Packet. Protocolnya bisa TCP Protocol atau UDP protocol (layer atasnya), atau IP protocol (layernya sendiri).
    tcp ip layer protocol
    Gambar 8: TCP/IP layer Protocol
    Ingat, salah satu karakteristik IP yaitu connectionless, artinya tidak ada setup connection. Jika ingin mentransport data, maka IP menggunakan protocol transport UDP atau TCP.
    Saya ingatkan lagi gambaran enkapsulasinya, kira-kira seperti ini:
    data encapsulation tcp/ip
    Gambar 9: Enkapsulasi Data di TCP/IP
    Saya sudah memberi gambar capture ip packet wireshark beberapa kali di atas. Coba perhatikan, ada yang protocolnya berisi nilai 6, berarti TCP, seperti HTTP.
    protocol field IP header
    Gambar 10: Protocol Field IP Header
    Bisa juga berisi nilai 17, berarti UDP, contohnya DNS atau DHCP. Juga ada yang berisi nilai 1 (yaitu ICMP). Ingat yah, ICMP adalah Internet Protocol, bukan TCP, juga bukan UDP.
    Penomoran protocol TCP, UDP, dan IP dispesifikan di RFC 1700, kemudian digantikan dengan database dibawah naungan IANA (Internet Assigned Number Authority).
    Protocol NameProtocol Number
    ICMP1
    IP in IP tunneling4
    TCP6
    UDP17
    EIGRP88
    OSPF89
    IPv641
    GRE47
    Layer 2 Tunnel (L2TP)115
    Diatas adalah protocol number yang sering muncul di protocol field, atau selengkapnya bisa kamu buka di laman assigned internet protocol number – IANA.
    Sedangkan port number yang berada di layer transport (TCP dan UDP), bisa kamu lihat listnya disini: (lengkap, mulai official dari IANA sampai proprietary vendor).

    e. Header Checksum Field

    Field checksum berukuran 16 bit, fungsinya untuk memproteksi ip packet agar tidak corrupt di perjalanan.
    Tiap router akan memeriksa field checksum, jika fail maka packet akan didiscard.
    Dari capture diatas kelihatan kalau “verification disabled”, sebenernya ini dari pengaturan wireshark saya (default sejak versi sekian). Silakan baca disini mengenai alasannya.

    f. Source Address dan Destination Address Field

    Source address adalah alamat sumber packet, dan destination address adalah alamat tujuan packet. Kedua field ini ukurannya adalah 32 bit. Dengan kata lain, ukuran IP Address versi 4 adalah 32 bit.
    Contoh: source addressnya 192.168.0.1, dan destination addressnya adalah 192.168.0.2.
    Kenapa angka ini ukurannya adalah 32 bit dan bagaimana formatnya? Penjelasannya akan saya berikan di bawah ini.
    Berikut karakteristik source address dan destination address IPv4 yang perlu kamu ingat:
    • Source address adalah sumber packet, dan alamatnya selalu unicast.
    • Destination address adalah penerima atau tujuan akhir packet. Alamatnya bisa unicast, multicast, atau broadcast.
    Source address dan destination address bisa saja berubah, hal ini dikarenakan adanya translasi address, dikenal dengan NAT (Network Address Translation).

    g. Options Field, Padding Field, dan Data Field

    Sesuai namanya, kedua field ini optional sehingga tidak selalu muncul di IP header. Fungsinya untuk testing, debugging, atau kebutuhan security. Contohnya options field bisa berisi route record, timestamp dan traceroute.
    Padding field hanya ada, jika options field digunakan.
    Terakhir, data field adalah data dari layer atasnya. Perhatikan lagi ilustrasi-ilustrasi enkapsulasi diatas. Maka setelah IP header, akan ada Data. Kedua ini yang kemudian dienkapsulasi di layer bawahnya.

    #3. Penjelasan Dasar IP Address

    Baiklah.. ini materi utama kita. So, kamu harus konsentrasi penuh.
    Dari sedikit penjelasan diatas, saya yakin kamu sudah siap dan sudah punya sedikit gambaran mengenai IP address.
    Pertama: IP address digunakan sebagai alamat logic (bukan fisik) sebuah komputer, yang melekat di Network Interface Card (NIC).
    Kemudian, alamat tersebutlah yang digunakan untuk mengirim packet baik dalam sebuah jaringan yang sama, maupun berbeda jaringan, dan hal ini terjadi di network layer, yang menggunakan Internet Protocol.
    Dibawah kamu akan mempelajari fundamental IP address dari struktur alamatnya, kelas ip address, jenis-jenis ip address.
    …hingga diakhir materi nanti, kamu akan paham teknik pengalamatan IP address yang efektif.

    a. IP Terminology

    Syarat pertama memahami IP address, kamu harus kenal beberapa term atau istilah yang nantinya akan sering kita gunakan, diantaranya sebagai berikut:
    • Bit: bilangan biner, nilainya 1 (on) atau 0 (off). Jika masih belum paham bilangan biner, silakan belajar dulu.
    • Byte: sama dengan 8 bit.
    • Oktet: 1 oktet terdiri dari 8 bit, sama dengan byte, dan IP address terdiri dari 4 oktet.
    • Network address: alamat network (seperti alamat perumahan, maupun blok perumahan)
    • Host address: alamat host (seperti alamat aktual sebuah rumah di perumahan)
    • Broadcast address: sebuah alamat yang digunakan untuk mengirim pesan ke semua host.
    Juga ada istilah subnet atau subdivided network. Anggap saja sub-network, seperti di perumahan, ada blok A, blok B, atau Cluster Anggrek, Cluster Kamboja, dll.
    Jadi, subnet adalah sebuah alamat network yang dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Sesuai dengan namanya, sub(divided)-network.
    Paham yah sampai disini?

    b. Struktur IP Address

    IP address kan terdiri dari 32 bit. Namun dalam penggunaannya, 32 bit ini dibagi menjadi 4 bagian, yang masing-masing bagiannya adalah 8 bit.
    Cara penulisannya ada 3:
    1. Doted-decimal notation atau disingkat DDN, contoh: 192.168.10.69 — yang paling sering digunakan. .
    2. Bit notation atau dengan binary, contoh: 11000000.10101000.00001010.01000101 — latihan dengan notasi ini saat belajar IP address.
    3. Hex notation atau dengan hexadecimal, contoh: C0.AB.A.45 — jarang digunakan, tapi ada beberapa program yang menuliskan IPv4 address dengan hexadecimal.
    pengalamatan ip address
    Gambar 11: IPv4 Address dibagi menjadi 4 oktet
    Alamat 192.168.10.55 diatas hanya contoh saja.
    Kemudian, dari pembagian IP addres diatas, struktur IP address sifatnya hirarkikal. Maksudnya?
    Kan panjangnya 32 bit. Berarti totalnya ada 2^32, atau 4,294,967,296 address. Jika flat (tidak hirarkikal) berarti alamat IPv4 dimulai dari 0 sampai 4.xxx.xxx.dst (4 miliar sekian) alamat tersebut.
    Tentu hal tersebut tidak efektif untuk routing karena setiap perangkat harus punya IP yang unik — dan tiap router di dunia ini harus menyimpan semua alamat-alamat tersebut kalau mau bisa berkomunikasi.
    Maka solusinya adalah struktur IP Address dijadikan hirarki; two-level hirarkikal, atau three-level hirarkikal, seperti ini:
    • Two-level hirarkikal: network – host
    • Three-level hirarkikal: network – subnet – host
    Perhatikan gambar dibawah agar lebih jelas:
    struktur hirarki ip address
    Gambar 12: Struktur IP Address bersifat hirarki
    Sekarang, kita fokus masih fokus ke two-level hirarki.
    Karena three-level hirarkikal akan lebih kamu pahami jika kita sudah sampai ke materi subnetting. (Ingat lagi analogi subnet dengan blok perumahan tadi.)
    Baiklah…
    Sampai disini, kamu sudah belajar 2 hal tentang IP address.
    1. Pertama: panjangnya yang 32 bit, dibagi menjadi 4 bagian yang masing-masing 8 bit (oktet).
    2. Kedua: strukturnya hirarki, tiap oktet dibagi atas network-host, atau network-subnet-host.
    … dan masih ada lagi. IP address juga dibagi-bagi menjadi beberapa kelas.
    Yuk, silakan diseduh dulu kopinya. Pembahasan kita masih panjang.

    #4. Kelas IP Address

    IP Address didesign menjadi beberapa kelas, tujuannya agar lebih mudah disesuaikan dengan kebutuhan. Ada kelas IP address yang menyediakan ruang untuk network yang banyak, tapi ruang untuk hostnya sedikit.
    Sebaliknya, ada juga kelas IP address yang ruang networknya sedikit, tapi ruang untuk hostnya banyak.
    Itulah konsep sederhana pengkelasan ip address, silakan diingat baik-baik.
    Kalau digambarkan, seperti ini kelas ip address yang dibagi menjadi: Class A, Class B, Class C, Class D, dan Class E.
    kelas ip address
    Gambar 13: Kelas IP Address
    Dibawah akan kita bahas struktur masing-masing kelas IP address diatas.
    Sekarang coba kamu pahami sedikit mengenai peletakan network — host dengan nilai bitnya. Ini nantinya akan digunakan sebagai notasi subnet mask atau prefix length.
    • Class A: Network – Host – Host – Host
      Perhatikan nilai bit untuk networknya. Ada 8 bit kan? Maka kita bisa menyebutkan class A ip address di /8.
    • Class B: Network – Network – Host – Host
      Bisa disebut dengan /16.
    • Class C: Network – Network – Network – Host
      Bisa disebut dengan /24.
    Gampang kan?
    Kelas A paling banyak alokasinya. Hingga 50% dari keseluruhan ip address versi 4. Seperti ini jika digambarkan dengan diagram:
    Gambar 14: Alokasi IP Address Versi 4 – Classfull
    Khusus class D, digunakan untuk multicast (dibawah ada penjelasan lebih lanjut). Mengenai class E, alamat ini sudah reserved untuk digunakan di masa mendatang (tidak lagi experimental atau research).
    Dari subnet mask, atau prefix length: kita bisa tahu seberapa lebar ukuran network address (juga) darisitu kita bisa tahu berapa lebar ukuran host addressnya.
    Dibawah nanti kita akan hitung-hitungan sedikit nilai bitnya.

    A. Range Kelas IP Address

    Masih ingat konsep pengkelasan IP address yang saya singgung diatas kan?
    Jika menggunakan kelas A, kamu bisa punya sampai 126 network address (sedikit). Tapi.. host address setiap network di kelas A, bisa banyak. Hingga 16 juta sekian.
    Sedangkan jika menggunakan kelas B, networknya bisa sampai 16 ribu sekian (lebih banyak dari kelas A). Tapi jumlah host setiap networknya lebih sedikit dari kelas A, yaitu 65 ribu sekian.
    Nah biasanya kalau belajar IP address, pakai kelas C. Karena host address setiap networknya cuma sedikit, cuma 254 host, tapi jumlah network addressnya bisa hingga 2 juta sekian.
    Kalau lagi belajar, ga perlu banyak-banyak buat network address. Nanti pusing.
    Oh ya, ini tabel range network dan host setiap kelas IP address.
    Kelas IP AddressRange (bit) Oktet PertamaJumlah Network AddressJumlah Host Address
    Class A0 sampai 127126 (2 reserved)16.777.214
    Class B128 sampai 19116.38465.534
    Class C192 sampai 2232.097.152254
    Dari tabel diatas, berikut adalah range network address yang valid (yang bisa digunakan):
    • Class A: 1.0.0.0 sampai 126.0.0.0
    • Class B: 128.0.0.0 sampai 191.255.0.0
    • Class C: 192.0.0.0 sampai 223.255.255.0
    … dah.
    Kalau liat tabel doang, kamu bisa kebingungan.
    Coba kamu perhatikan range bit class A, 0 sampai 127 (oke hasilnya 126). Tapi Class B, dari 128 ke 191 kok malah dapetnya 16.384? Hayo tebak.. kenapa bisa seperti itu.
    Kalau bingung, sekarang saatnya kita hitung-hitungan 🙂

    B. Network Address Class A

    Kita akan membahas network address class A terlebih dahulu, perhatikan gambar kelas IP address diatas. Nah kita akan bermain di 8 bit pertama (oktet pertama).
    Aturan network address class A: nilai bit pertama harus “off” atau bernilai “0”. Bit kedua dan seterusnya (jika bernilai 1 semua) akan mencapai range maksimal, perhatikan:
    Value1286432168421
    000000000
    12701111111
    • 00000000 = 0, network bit class A address (oktet pertama)
    • 01111111 = 127, network bit class A address maksimum (oktet pertama)
    Ukuran untuk network address class A adalah 8 bit, namun bit pertama diharuskan nol sehingga nilainya 2 pangkat 7 sama dengan 128. Ada 2 reserved address sehingga 126.

    Host address Class A

    Dari format diatas kita bisa lihat space untuk host address class A adalah 3 byte (3 oktet). Sama dengan 24 bit. Berarti 2 pangkat 24, hasilnya 16,777,216 address.
    Format ip address Class A: network-host-host-host
    Alamat networknya yang valid adalah 1 sampai 126. Sedangkan hostnya adalah dari 1 sampai 254 setiap oktetnya.
    Nilai 255 identik dengan alamat broadcast (akan kita bahas dibawah).
    Misal: ip addressnya 10.1.2.3. Maka nilai 10 adalah network addressnya — dan 1.2.3 adalah host addressnya. Hingga sampai ke nilai 11 (baru sampai ke network selanjutnya).

    Valid address range Class A

    Ingat saja rumus ini untuk mengetahui valid addressnya:
    • Host bit bernilai 0 semua, adalah network address: 10.0.0.0
    • Host bit bernilai 1 semua, adalah broadcast address: 10.255.255.255
    Maka valid address dari contoh tersebut adalah dari 10.0.0.1 sampai 10.255.255.254 (biasa disebut last host atau higher address).

    C. Network Address Class B

    Network address class B berada di oktet pertama dan kedua.
    Aturannya network address class B: bit pertama dari oktet pertamaharus bernilai “on” atau “1” sedangkan bit kedua harus bernilai “off” atau “0”.
    Value1286432168421
    12810000000
    19110111111
    • 10000000 = 128, network bit class B address minimum (oktet pertama)
    • 11000000 = 191, network bit class B address maximum (2 bit di oktet pertama)
    Ukuran network address class B adalah 16 bit (2 oktet), tapi mengikuti aturan pengalamatan diatas, kita punya 14 bit untuk dimanipulasi. Berarti 2 pangkat 14, sama dengan 16,384 network address class B.

    Host address Class B

    Dua byte pertama untuk network address, 2 byte sisanya untuk host address. Berarti 2 pangkat 16 untuk host address class B, sama dengan 65,534.
    Format host address class B: network-network-host-host.
    Contoh ip addressnya: 172.16.30.18. Maka network addressnya adalah 172.16 dan host addressnya adalah 30.18. Jelas kan..?

    Valid address range Class B

    Berikut valid addressnya:
    • Host bit bernilai 0 semua, adalah network address: 172.16.0.0
    • Host bit bernilai 1 semua, adalah broadcast address: 172.16.255.255
    Ingat yang terakhir (255) digunakan untuk broadcast address. Maka valid address range class B dari contoh tersebut adalah mulai 172.16.0.1 sampai 172.16.255.254.

    D. Network Address Class C

    Nah, kita sampai ke yang paling gampang, class C. Kita main di 3 bit pertama di oktet pertama.
    Aturan network address class C: 2 bit pertama harus bernilai “on” atau “1”, sedangkan bit ke tiga harus bernilai “off” atau “0”.
    Value1286432168421
    19211000000
    22311011111
    • 11000000 = 192, network bit Class C address minimum (3 bit oktet pertama)
    • 11011111 = 223, network bit Class C address maksimum (3 bit oktet pertama)
    Ukuran network address Class C adalah 3 oktet atau 24 bit. Tapi 3 bit reserved berdasarkan aturan diatas, sehingga total network address class C adalah 2 pangkat 21, sama dengan 2.097.152.

    Host address Class C

    Tiga byte pertama digunakan untuk network address. Maka host address Class C hanya 1 byte, yang terakhir.
    Format host address class C: network-network-network-host.
    Contoh ip addressnya: 192.168.12.33. Maka network addressnya adalah 192.168.12 sedangkan host addressnya adalah 33. Gampang kan?

    Valid address range Class C

    Validnya seperti ini:
    • Host bit bernilai 0 semua, adalah network address: 192.168.12.0
    • Host bit bernilai 1 semua, adalah broadcast address: 192.168.12.255
    Jangan lupa, alamat 192.168.12.255 adalah alamat broadcast. Maka range address class C yang valid dari contoh diatas adalah: mulai 192.168.12.1 sampai 192.168.12.254.

    E. Network Address Class D dan Class E

    Coba perhatikan yang class C. Network addressnya berhenti di 223 kan?
    Nah, 224.x.x.x digunakan untuk multicast, range nya dari 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255. Inilah class D.
    Beberapa protocol yang menggunakan alamat multicast adalah routing protocol seperti EIGRP dan OSPF. Alamat tersebut digunakan untuk menyebarkan informasi routing.
    Sedangkan class E, rangenya dari 240 dan seterusnya, digunakan for scientific purpose (future used). Tidak kita bahas terlalu panjang, ingat saja rangenya.

    5. Reserved Address IPv4 (addresses with special purpose)

    Gimana? Sudah mulai pusing dan bosan? (Saya merasakan ini ketika belajar IP address, terutama kalau udah ketemu class B dan Class C).
    Ingat, yang penting konsep pengalamatannya dan kamu harus udah bisa menghitung binarinya. Selebihnya pemahaman kamu tentang ip address akan matang jika sering mempraktekkannya (terutama di routing).
    Dari alamat-alamat yang kita bahas tadi kan, ada beberapa alamat yang engga bisa digunakan, entah karena reserved for special purpose of for blahblahblah.
    Ini rangkumannya biar gampang mengingatnya.
    NoAlamatFungsi
    1Nilai “0” semua di host addressMenunjukkan “alamat network” dari host atau network tertentu
    2Nilai “1” semua di host addressMenunjukkan “seluruh host” di network tertentu
    3Nilai “0” semua di keseluruhan IP addressArtinya “network manapun”
    4Nilai “1” semua di keseluruhan IP addressBroadcast ke seluruh host di seluruh network ataupun network tertentu
    5Network 127.0.0.0Loopback address
    6Network 169.254.0.0/16Link local address
    … kebayang?
    Berikut penjelasan dan contohnya: (beberapa erat kaitannya dengan subnetting yang akan kita bahas di bab berikutnya).

    a. Nilai “0” atau “1” di host address

    Contohnya, alamat: 172.16.30.19
    Alamat tersebut kelas B, ya kan? 172.16 adalah network addressnya, sedangkan 30.19 adalah host addressnya.
    Maka kalau kita uraikan menjadi seperti ini:
    • Nilai 0 semua di bit host address
      172.16.00000000.00000000 = 172.16.0.0 » Artinya network address 172.16.0.0 saja (network berikutnya adalah 172.17.0.0).
    • Nilai 1 semua di bit host address
      172.16.11111111.11111111 = 172.16.255.255 » Artinya seluruh host yang berada di network 172.16.0.0 tadi, alias broadcast.
    Aturan ini sama saja baik untuk network yang classfull (mengikuti kaedah pengkelasan IP address), maupun yang sudah subnetted, atau classless.

    b. Nilai “0” atau “1” semua di keseluruhan IP address

    Bagian ini melibatkan seluruh bit di semua ip address (bit di porsi network juga bit di porsi host).
    1. Nilai bit nya 0 semua = 0.0.0.0
      Artinya network manapun, contohnya bisa kamu temukan di tabel routing, jika ada alamat 0.0.0.0 maka itu adalah default route.
    2. Nilai bit nya 1 semua = 255.255.255.255
      Artinya broadcast address ke seluruh network atau network tertentu.
    Khusus contoh kedua, kamu harus sudah paham seperti apa itu broadcast. Jika paket dikirim ke alamat 255.255.255.255, maka pesan akan di broadcast ke semua network, atau ke network tertentu.
    Tergantung oleh siapa pesan broadcast tersebut diterima pertama kali. Jika switch (tanpa VLAN), maka akan disebar ke semua network.
    Silakan baca materi sebelumnya:

    c. Network 127.0.0.0

    Ingat di bahasan address Class A, ada 2 alamat yang reserved, yaitu 0.0.0.0 (yang baru kita singgung), dan 127.0.0.0
    Nah, network 127.0.0.0 digunakan untuk alamat loopback. Biasa defaultnya adalah 127.0.0.1/8. Silakan periksa alamatnya di laptop kamu masing-masing.
    ip loopback
    Gambar 15: Loopback Address
    Range nya sampai berapa?
    Lihat saja bit networknya, ada 8. Berarti di kelas A.
    Alamat loopback berada di virtual interface (tidak fisik NIC), jadi sifatnya tidak pernah down (selalu up), fungsi utamanya untuk cek TCP/IP stack atau kebutuhan routing, atau kebutuhan manajemen.
    Contoh yang sering kita akses http ke loopback sendiri (identik dengan localhost), atau telnet ke loopback sendiri untuk ngecek service di local yang kita buat (entah itu samba, ssh, ftp, dll).
    Jika hal itu dilakukan, kita sudah melakukan proses untuk membuat tcp/ip stack agar bekerja (sekaligus memeriksanya), tanpa mengirim traffic ke luar jaringan.
    Selebihnya silakan baca materi trafik jaringan komputer diatas.

    d. Network 169.254.0.0

    Saat kita menggunakan dhcp dan gagal mendapatkan alokasi address, biasanya otomatis digantikan dengan alamat 169.254.46.128 dan sebagainya.
    apipa address
    Gambar 16: APIPA Address
    Pernah ngalamin?
    Alamat tersebut automated jika engga bisa reach dhcp server, disebut juga link-local address IPv4 sehingga tidak bisa dirouting.
    Alamat ini sering disebut APIPA address atau Automated Privated IP Addressing. Rangenya dari 169.254.0.1 sampai 169.254.255.255

    6. Private IP Address

    Kita sudah bahas ip address secara menyeluruh, dibagi atas kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Namun tidak semua kelas ip address bisa kita assign ke interface, karena digunakan untuk kebutuhan khusus.
    Juga tidak semua ip address bisa kita assign ke interface, ada beberapa yang reserved, ada juga yang designed for special purpose. Sampai sini nyambung?
    Kita rangkum lagi range network kelas ip address versi 4, seperti ini:
    • Kelas A: 1.0.0.0 sampai 126.0.0.0
    • Kelas B: 128.0.0.0 sampai 191.255.0.0
    • Kelas C: 192.0.0.0 sampai 223.255.255.0
    Nah…
    Dari range kelas ip address diatas, ada lagi range khusus yang digunakan untuk private ip address. Private ip address dibuat untuk kebutuhan local network, tidak bisa dirouting ke internet (RFC 1918).
    Berikut range private ip address (sesuai kelasnya):
    • Kelas A: 10.0.0.0 sampai 10.255.255.255
    • Kelas B: 172.16.0.0 sampai 172.31.255.255
    • Kelas C: 192.168.0.0 through 192.168.255.255
    Maka kalau digambarkan, berikut range ip public dan ip private dari keseluruhan alokasi ip address classfull. (buka gambar untuk memperbesar)
    range ip address
    Gambar 17: Range IP Private dan IP Public dari Keseluruhan Alokasi IPv4 Classfull

    a. Pemahaman Private IP Address

    Ada pemahaman penting disini yang sering kali tidak dimengerti bagi kamu yang baru belajar jaringan komputer.
    Ingat: seluruh perangkat-perangkat di dunia ini, yang saling terhubung, mereka menggunakan IP public.
    Kira-kira ilustrasinya seperti berikut ini:
    Gambar 18: IP Public di Internet
    Masih ingat pertanyaan di awal materi ini? (Misal: ip laptop saya 192.168.100.13, namun ketika di cek di internet kok hasilnya berbeda, malah 182.0.164.xx)
    192.168.100.13 itu adalah ip private. Sedangkan 182.0.164.xx itu adalah ip public. Lah kenapa bisa berubah seperti itu??
    Jawabannya, karena ada NAT.

    b. NAT atau Network Address Translation

    Laptop yang kita gunakan, menggunakan ip private, tapi bisa internetan. Dikarenakan, ip private tadi diterjemahkan menjadi ip public (dalam hal ini dilakukan oleh ISP), misal kalau kamu pakai modem atau sewa internet kabel.
    ilustrasi NAT
    Gambar 19: IP Private ditranslasi menjadi IP Public dengan NAT
    Kita tidak bahas teknik NAT sekarang.
    Tapi intinya, kamu bisa internetan pakai private ip address karena alamat tersebut di-NAT.
    Misal ip kamu (private) adalah 192.168.20.18/24, tapi ip kamu di internet (public) bisa jadi (misal) 182.0.164.77. Nah satu ip public bisa digunakan untuk mentranslasi lebih dari 1 ip private.
    Keuntungannya adalah: lebih menghemat alokasi ip public. Kalau saja tidak ada NAT, pasti ip public sudah habis sejak dahulu kala.
    Saat belajar routing switching dasar, scopenya hanya di ip-private. IP Public akan lebih kamu pahami lagi aturan alokasinya di track WAN atau Service Provider. Intinya: pahamin range, dan aturan pengalamatannya.
    Jika kamu mendapat alokasi IP public dari ISP, dan ip tersebut sudah dirouting ke internet. Kamu bisa internetan, pakai ip public tersebut.
    Jelas yah? Saya harap kamu tidak bingung lagi mengenai ip private dan ip public.
    Mari kita lanjut.

    7. Jenis-Jenis IP Address

    Berdasarkan sifatnya dalam mengirimkan traffic ataupun paket, IP address dibagi-bagi lagi, menjadi:
    • Loopback
    • Unicast
    • Layer 2 broadcast
    • Layer 3 broadcast
    • MulticastSubnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
      B.            Alasan Melakukan Subnetting
      1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
      2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.
      C.           Tujuan Subnetting
      Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
      1.      Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
      2.      Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
      3.      Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
      4.      Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
      5.      Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
      6.      Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
      7.      Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
      D.           Fungsi Subnetting
      Fungsi subnetting antara lain sbb:
      Ø  Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
      Ø  Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
      Ø  Pengelolaan yang disederhanakan.
      Ø  Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,


      E.            Proses Subnetting
      Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :
      1.      Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
      2.      Menentukan jumlah host per subnet.
      3.      Menentukan subnet yang valid.
      4.      Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
      5.      Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
      F.            Mengenal Teknik Subnetting
      Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
      Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
      Network Perusahaan
      Alamat Jaringan                                  : 192.168.1.0
      Host Pertama                          : 192.168.1.1
      Host Terakhir                          : 192.168.1.254
      Broadcast Address                 : 192.168.1.255
      Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
      Network Divisi A
      Alamat Jaringan / Subnet A    : 192.168.1.0
      Host Pertama                          : 192.168.1.1
      Host Terakhir                          : 192.168.1.126
      Broadcast Address                 : 192.168.1.127

      Network Divisi B
      Alamat Jaringan / Subnet B    : 192.168.1.128
      Host Pertama                          : 192.168.1.129
      Host Terakhir                          : 192.168.1.254
      Broadcast Address                 : 192.168.1.255

      Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.

      G.           Subnet Mask
      Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:




      Class
      Oktet Pertama
      Subnet Mask Default
      Private Address
      A
      1 – 127
      255.0.0.0
      10.0.0.0 – 10.255.255.255
      B
      128 – 191
      255.255.0.0
      172.16.0.0 – 172.31.255.255
      C
      192 – 223
      255.255.225.0
      192.168.0.0 – 192.168.255.255

      Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.
      Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
      Kelas IP Address
      BIT SUBNET (Default)
      SUBNETMASK (Default)
      A
      11111111 00000000 00000000 00000000
      255.0.0.0
      B
      11111111 11111111 00000000 00000000
      255.255.0.0
      C
      11111111 11111111 11111111 00000000
      255.255.255.0

      Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
                Terdapat aturan-aturan dalam membuat Subnet Mask:
      Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
      1.      Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
      2.      Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
      BINARY OCNET
      DECIMAL
      00000000
      0
      10000000
      128
      11000000
      192
      11100000
      224
      11110000
      240
      11111000
      248
      11111100
      252
      11111110
      254
      11111111
      255





      H.           Penghitungan Subnetting
      Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu:
      ·           Jumlah Subnet.
      ·           Jumlah Host per Subnet.
      ·           Blok Subnet.
      ·           Alamat Host- Broadcast.

      Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Komentar